Tuesday, August 1, 2017

Review Z800 from ER6F user

Z800....... nama sebuah motor yang sudah sekitar 4 tahun mengaspal di tanah air dimana di awal kelahirannya ini adalah motor 4 silinder 800 cc dengan harga yang paling murah tidak sampai Rp. 170,000,000 tapi kini dengan kenaikan pajak barang mewah harga baru motor ini sudah sekitar Rp. 220,000,000. Harga seken nya dengan aksesoris aftermarket termasuk knalpot ada dikisaran Rp. 160,000,000 - Rp. 170,000,000 tergantung kondisi motor itu sendiri.
Saat ini saya masih setia pakai ER6F alias ninja 650 si biru kesayangan selama 3 tahun dan millagenya sudah 29,000 km ++, lah kok tiba-tiba my big bro kasih pinjem Z800 kesayangan doi buat nge kost selama 3 hari 2 malam sekitar 100 km. Nah gimana feel dari Z800 dari saya yang sehari-hari pegang ER6? cekidot......





Sebelum mulai saya sebutkan apa saja yang ada di motor anak kost ini yaitu
  • Lowering kit 
  • Knalpot aftermarket Akrapovic
  • Ban depan baru Metzeller Tourance
  • Ban belakang S21 sudah 70% pemakaian di bagian center
  • Master rem depan brembo (caliper semua masih Nissin)
  • Millage motor yang sudah uzur yaitu sekitar 50,000 km ++
  • Serta asesoris lainnya yang tidak berpengaruh ke performance serta handling



Pertama kali duduk di motor ini langsung berasa posisi stang yang lebih mendekat sedikit ke arah badan tetapi badan masih tetap tegak tidak seperti supersport yang harus jauh meraih ke depan dan menunduk. Pengaruh lowering kit sangat terasa dimana kaki masih sedikit jinjit sama seperti ER6 saya yang sudah pakai riser shock belakang dibanding dengan standarnya Z800 saya jinjit balet seperti naik versys. Perlu diingat jinjit apa tidaknya ketika kita naik motor akan mempengaruhi level kepedean kita dikala macet apalagi saya hanya 170cm yang merupakan tinggi badan rata-rata orang Indonesia




Putar kunci dan nyalakan mesin langsung terdengar suara berdehem dari knalpot Akra, coba puntir gas di keadaan statis RPM cepat naik lebih cepat dari ER6 ok langsung saja siang-siang motor ini dari Episentrum saya boyong ke kantor di Gatot Subroto serta besoknya saya juga pakai pulang pergi ke tempat kerja. 
Route pagi saya sekitar jam 5 an dari Bintaro - Pondok Indah - Haji Nawi - Blok A - Wijaya - Tendean - Gatsu. Sedangkan pulang kantor sekitar jam 15.45 dengan rute kebalikannya saja, mostly bawa motornya digeber supaya tahu powernya si Z800 ini sampai mana meski saya kurang suka main RPM tinggi karena saya penganut torque rider di RPM rendah





Beberapa hal yang patut di remarks dari riding di dalam kota:
  • Suara knalpot terlalu kalem jadi banyak motor-motor tidak tahu diri yang jalan pelan-pelan di kanan gak mau minggir juga, kalau si biru sih saya biasanya main klakson aja pakai klakson keong andalan baru pada minggir

  • Di antrian traffic light masih banyak motor-motor yang mepet-mepet karena gak tau ini moge, kecuali pas di geber baru pada minggir and nengok. Beda sama ketika saya naik si biru pemotor lain masih suka pada sungkan mepet-mepet.

  • FC di odometer dapat sekitar 1 : 12 - 13 km / liter mostly karena saya sering main RPM tinggi dan betot gas tapi kalau main anteng masih bisa dapet 1 : 14 sampai dengan 1: 18. FC 1 : 20 an masih bisa didapatkan kalau touring (berdasarkan obrolan para pemakai Z800). Di ER6 saya dapat 1 : 18 dalam kota dan 1: 27.5 luar kota kalau touring santai

  • Ini motor tidak ada panas-panasnya gak seperti ER6 yang bikin keringetan dan me manggang ridernya waktu macet. Suhu di dashboard maksimum hanya 103 deg C ini udah dipakai macet-macetan antri dan tidak matikan mesin di lampu merah. Di ER6 biasanya kalau di lampu merah saya matikan mesin supaya gak terlampau panas ke rider



Performance
  • This bike is a beast.... tapi beast yang jinak dan sangat menurut dengan respon bukaan throttle gas. Semburan tenaganya naik secara linear sejak RPM rendah sampai ke limiter di 12,000. Gear 1 bisa meraih speed sampai 100 KPJ dengan satu helaan nafas. Perbandingan percepatannya bisa saya bilang hampir 2 kali lebih cepat dari ER6 (113 HP @ 10,200  83Nm @ 8,500 VS 72 HP @ 8,500 64Nm @ 6,500) . Saya merasa nafasnya kok panjang banget padahal selisih limiter hanya 2,000 RPM saja (ER6 di 10,000 and Z800 di 12,000). Torque rider seperti saya puas juga dengan power motor ini karena sudah nendang tenaganya di RPM bawah, sedangkan para penyuka hi RPM juga akan tetap di entertain karena power motor ini tetap mengisi di RPM atas.


  • Dikarenakan posisi duduk yang sigap dimana handle bar mendekat ke badan dan posisi footstep yang pas bagi saya posisi ini perfect untuk menahan jambakan setan nya. Dengan posisi badan seperti ini juga menurut saya membuat Z800 yang lebih berat 30 kg dari ER6 menjadi lebih mudah ditekuk-tekuk di kemacetan sehingga bikin lupa diri kalau beratnya motor ini lebih dari 1/4 ton atau sekitar 230 kg.

  • Breaking strength menurut saya hampir-hampir sama saja dengan ER6 kekuatan rem nya dengan caliper yang masih menggunakan Nissin. Bedanya Z800 ada ABS yang sempat saya test untuk rem belakang berfungsi baik tidak bikin lock ban belakang

  • Performa shock breaker patut saya acungi jempol dimana yang depan adalah USD sedangkan belakang uni trak dengan gas charged. Membuat berjalan di jalan rusak atau keriting jadi jauh lebih enak bantingannya. Begitu juga ketika menikung di high speed lebih stabil dibanding ER6. Menepis anggapan bahwa shock nya lebih keras

  • Motor kelihatan lebih ramping ketika kita ada diatas motor, jelas karena ini naked bike sehingga bikin lebih pede selap selip ketika di kemacetan. Kalau di ninja harus make sure dulu spion lewat kemudian baru stang sedangkan di Z800 hanya perlu make sure stang lewat saja

  • Ketika heavy rain dan cornering di tempat yang ada genangan air atau menerobos genangan air tipis dengan speed medium. Ini motor stability nya patut diacungi jempol tidak ada gejala slide atau aquaplanning

  • Perseneling lebih halus terutama dari N ke gear 1 masuk lebih smooth tidak seperti ER6 yang masuk nya bletak.



Desain and Others
  • Secara desain bagi penyuka streetfighter atau naked bike hampir bisa dibilang nilainya perfect hanya saja model nya mirip-mirip sama adiknya Z250. Kalau istri saya lebih suka sport bike yang pakai fairing jadi komennya pertama lihat motor Z800 ini kok gak seperti motor mahal, hahaha




  • Foto ketika disandingkan dengan si biru Ninja 650 saya si Z800 ini terlihat lebih kecil sedikit karena tidak ada fairing dan bagian belakang lebih rendah karena sudah pakai lowering kit padahal lebar badannya sih sama saja.

  • Buat boncengan posisi kaki boncenger lebih menekuk sedikit dibading ER6 dan jok lebih kecil dan tipis jadi masih lebih nyaman menunggangi ER6

  • Penerangan standar menurut saya sama saja seperti ER6, kalau sering jalan malam atau ke tempat-tempat minim pencahayaan perlu upgrade pasang lampu sorot tambahan. Apalagi naik moge yang cenderung high speed

  • Getaran mesin lebih terasa sampai di seat ketika RPM 8,000 ke atas tapi saya tidak tahu apakah ini karakter Z800 atau karena millage motor yang saya test sudah uzur?

  • Pada RPM 6,000 ke atas mengendurkan gas sedikit saja sudah berasa deselerasinya (engine break)

  • Suara 4 silinder plus knalpot aftermarket bikin ER6 kalah jauh pointnya


Verdict
Motor ini jadi pilihan bagi yang ingin naik kelas ke 4 silinder dikarenakan easy to ride, populasi motor yang banyak, spare part yang relatif banyak didukung pula dengan bengkel after sales yang cukup memadai. Bagi yang bertinggi badan sekitar 170cm ke bawah, patut dipertimbangkan untuk memasang lowering kit atau papas jok supaya kaki lebih nyaman menapaknya.

Satu yang bikin saya kurang suka adalah bagian gearbox terlalu lebar atau offset keluar, kalau tidak pakai slider atau slider terlalu pendek dijamin bagian ini akan bonyok duluan ketika sedang apes.

Biasa naik ER6 lalu naik motor ini (yang sudah dipasangi lowering kit) tidak perlu ada penyesuaian menurut saya langsung klik saja. Beda ketika naik supersport (R1) atau adventure kelas berat (GS 1200)

Bagaimana ketika touring? sayang sekali saya belum berkesempatan jajal buat touring tapi banyak kok rider Z800 yang touring jarak jauh dengan motor ini. Seandainya kurang nyaman tinggal tambah lowering kit plus riser handle bar.

semoga berguna......







No comments:

Post a Comment