Sunday, March 22, 2020

Review Z900 - 2,000 km Bersama

RedZee (Red Z900).... sudah beberapa bulan ini jadi tunggangan baik itu untuk weekend ride maupun weekdays ride ke kantor. Kebetulan 1 bulan kebelakang sedang intens menggunakan RedZee untuk commuting ke kantor dikala weekdays. So gimana impresinya mengendarai 4 cylinder inline 950 cc buat harian (bukan 900 ya guys)?




Pertama kita bahas dulu speknya RedZee yang perubahan di performance hanyalah knalpot fullsystem by Lays motor dan mufflernya pakai SC project sedangkan ban sudah saya upgrade ke Michelin Pilot Road 5 standard size yang artikelnya saya tulis disini.



Jam berangkat kantor dari area Graha Bintaro sekitar pukul 05.30 pagi via jalan Kesehatan - Deplu - Pondok Indah - Haji Nawi - Wijaya - Tendean serta pulang kantor dari area Gatot Subroto pukul 16.00 lewat jalur kebalikan dari berangkatnya. Sebetulnya kenapa sih gak lewat jalur yang banyak jalan lurusnya jadi bisa geber speed? well is not about the speed karena lebih menyenangkan sebetulnya adalah corneringnya.





Sudah sekitar 2 tahun lebih sejak saya lepas si biru (N650) saya dan tidak pelihara moge lagi, sehari-hari naik si Koneng (Aerox 155). Jadi ketika mulai intens menggunakan RedZee tentunya badan mulai penyesuaian terlebih dahulu alias pegal-pegal melanda terutama di bagian lengan atas dan punggung atas, tapi yang mencolok itu adalah telapak tangan kanan yang seringkali kesemutan karena bukaan gas hanya dibutuhkan sedikit saja. Tapi hal ini bisa diakali dengan sering bermain di RPM tinggi saja tanpa oper perseneling ke gear lebih tinggi. Setelah menjelang dua minggu barulah badan menyesuaikan diri dan pegal-pegal pun sirna. Didalam kota gear 3 sudah lebih dari cukup kecepatannya :)


Ok kira-kira apa ya perbedaan feel antara N650 (Er6) vs Z800 vs Z900 (Z800 artikelnya sempat saya tulis disini, N650 juga saya tulis disini)
  • Tinggi tanpa lowering kit bersahabat, saya dengan tinggi 170 cm hanya jinjit sedikit saja. Tentunya ini menambah level kepedean ketika bermacet ria.

  • Bobotnya juga tidak seberat Z800 yang 230 Kg, Z900 hanya 210 Kg sehingga hanya selisih tipis saja dengan N650 di 200 Kg.

  • Dimesinya khas naked bike moge yang tidak terlalu big size ketika kita naik di atas motor, buat selap selip di kemacetan juga masih ok dengan turn radiusnya

  • FC di odometer setia di 1 : 14.1 km / liter mentok di 14.3 saja untuk riding mode didalam kota baik itu menggunakan oktan 92, 95, atau 98. Hanya saja dengan oktan 92 kalau gear ketinggian maka akan sering knocking serta tarikan berasa lebih lemot dibanding pakai minimal 95.

  • Panas mesin tidak terlalu terasa karena arah hembusan fan sudah ke arah bawah tidak seperti N650 yang terasa panas sampai ke muka kalau sedang macet berat. Tapi indikator suhu kalau macet memang sampai 5 bar (full di 6 bar) dan extra fan rajin berputar untuk mendinginkan mesin. So far memang karakternya ketika macet seperti ini tidak perlu dikuatirkan


Performance
  • This bike is beast, gear 1 kalau kita betot cepat dan sampai habis pasti bagian haluan akan terangkat dengan sendirinya. Torsi dan tenaga sudah dimulai dari RPM rendah sampai ke red zone di 11,000 RPM. Getaran mesin baru akan terasa di RPM 6,000 keatas dimana excitement dan suara raungan 4 cylinder SC project baru akan dimulai.

  • Ini perbandingan powernya diatas kertas untuk Z900 vs Z800 vs ER6N 
  
  • Suara 4 cylinder yang menurut saya yang lebih menikmati itu malah penonton di pinggir jalan atau teman riding kita karena akan merasakan efek dopler nya

  • Posisi duduk agresif dan lebih terasa in the bike dibandingkan Z800 dimana kadang kita seperti merasa ingin jatuh ke arah depan. Untuk merasakan kecepatan tinggi harus pintar sembunyikan badan dibelakang visor yang kecil kalau tidak ya kecepatan 100 kpj saja sudah berasa kencang sekali terpaan anginnya.

  • Slippery clutch juga merubah kebiasaan blipping trottle ketika menurunkan gear, ketika menurunkan gear motor berada lebih meluncur sangat berkurang engine break nya. Tapi pernah juga sekali waktu downshift engine break di rpm tinggi, sempat juga berasa ban belakang skid.

  • Breaking strength menurut saya sih sudah lumayan karena ABS seringkali terasa berfungsi, meski paling top masih brembo dengan planet stoping powernya

  • Shock breaker bisa di setel reboundnya yang bagian belakang dan bagian depan yang berfungsi rebound hanya bagian kiri saja. Keduanya saya setel lebih soft karena sering melibas jalanan keriting. Meski di setel soft tapi cornering high speed masih bisa menyisakan sedikit sekali chicken strip. Downsidenya hanya motor akan sering dive kalau hard breaking. Bottom line, USD lebih mengedepankan rigid jadi untuk lewat jalan rusak masih lebih enak rendaman telescopic suspension.



Design and Others
  • Design menurut saya sudah hampir sempurna, begitu juga dengan warna rednya. Kalau saya sih lebih senang modelnya Z900 dibanding kakaknya Z1000 Sugomi

  • Salah satu nilai minus terbesar adalah kurang enaknya buat boncengan, istri saya sering mengeluh karena jok belakang yang kecil dan posisi duduk tinggi jadi cepat lelah. Begitu juga anak saya yang umur 9 tahun ketika touring ke Bogor juga kecapean apalagi kalau sambil gendong tas. Harus diakui masih lebih nyaman boncengan di ER6

  • Pencahayaan standar menurut saya sedikit diatas Z800 dan ER6 meski sama-sama pakai halogen. Tapi kalau kondisi berkabut atau hujan perlu dipertimbangkan untuk dilengkapi dengan lampu sorot tambahan.

  • Ketika cornering ke kanan dan kaki kanan di posisikan berjinjit untuk knee down, tumit kaki kanan pasti mentok ke leher knalpot SC. Kurang tau kalau standarnya atau full system model lain apa bakal mentok juga.




Verdict
Bagi yang mencari motor baru, Z900 ini merupakan motor 4 cylinder termurah untuk saat ini. Model 2020 (saya punya diatas adalah model 2019) sudah ada beberapa update lagi meliputi shock breaker, LCD, riding aid yang akan menjadi nilai plus sendiri dibandingkan model lama yang masih raw power dan menuntut keahlian pergelangan tangan kanan untuk mengendalikan keberingasannya

Bagi yang terbiasa naik moge, ketika naik Z900 ini ya pasti akan berasa fun to ride dan cepat tune in nya.

Ketika touring pun juga menyenangkan asalkan tidak jalan terlalu lambat yang bikin tangan kanan tersiksa ya jadi pace nya harus lebih cepat

Semoga berguna......




No comments:

Post a Comment